Kamis, 08 April 2010

sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2402522
gambar 1.Garuda Wisnu Kencana Maket GWK beserta lingkungan sekitarnya menggambarkan bentuk akhir dari proses pembangunan mega proyek ini bila telah selesai nanti.
Patung Garuda Wisnu Kencana, nampaknya merupakan mega proyek terbesar di Bali yang sedang dibangun. Betapa tidak, rencana pembangunan patung setinggi 146 meter dengan lebar bentangan sayap garuda sebesar 66 meter itu diperkirakan memiliki berat 4000 tons. Dibuat dengan menggunakan bahan berupa campuran tembaga dan kuningan yang pada bagian tertentu akan dilapisi dengan mozaik emas. Saat ini sebagian dari patung tersebut sudah bisa dilihat di lokasi dalam bentuk patung separuh badan dari dewa Wisnu dan bagian kepala burung garuda.Patung tersebut akan merupakan patung terbesar dan tertinggi didunia mengalahkan patung liberty yang hanya mempunyai tinggi 46 meter dan berat 204 ton.

Sewaktu saya berkunjung kelokasi ini, sempat terperangah juga melihat ukuran kepala burung garuda yang benar-benar raksasa. Sulit membayangkan bentuk burung garuda ini nantinya secara keseluruhan, yang pasti akan sangat besar sekali. Ukuran tubuh manusia dewasa aja, nampaknya masih kalah besar/tinggi dibandingkan ukuran kuping dari burung garuda ini. Agak aneh memang melihat burung yang mempunyai telinga, namun semua adalah memungkinkan didunia pewayangan.


gambar 2.Garuda Wisnu Kencana Bagian kepala dari patung Garuda berukuran raksasa yang telah selesai dibuat

Disekitar lokasi, nampak jelas bebatuan cadas/karang di potong secara vertikal membentuk dinding-dinding tribun dengan hamparan rumput hijau pada bagian dasarnya. Bagian tengah sebuah jalan terbuat dari conblock (?) membelah lapangan rumput dari bagian paling belakang hingga kedepan patung garuda. Dari luas yang ada nampak sekali bahwa area ini akan sanggup menampung puluhan ribu pengunjung, sangat cocok digunakan sebagai tempat pertunjukan sentra budaya berskala internasional.Pembangunan patung berupa Dewa Wisnu (Dewa penyelamat bagi umat Hindu) yang sedang mengendarai burung mitos, Garuda, terinspirasi dari kisah Adi Parwa dalam episode Garuda dengan kesetiaan dan pengorbanannya menyelamatkan ibunya dari belenggu perbudakan dengan mengabdi kepada Dewa Wisnu menjadi kendaraannya. Kisah mengenai legenda ini terpahat jelas di sisi-sisi Candi Kidal yang berada di kabupaten Malang.


gambar 3.Patung Dewa Wisnu yang masih dalam bentuk setengah badan

Patung Garuda Wisnu Kencana diharapkan akan merangsang dinamika nilai phisik dan spiritual, serta keseimbangan antara skala dan niskala (dunia nyata dan tidak nyata) dengan demikian harmonisasi alam dapat tercipta. Patung Garuda Wisnu Kencana adalah symbol misi penyelamatan lingkungan dan penyelamatan dunia.

Senin, 05 Oktober 2009

Merajut Doa Menggapai Harapan dalam Rongsokan Puing Itu (Refleksi kritis terhadap musibah gempa padang)

Love God, He would be with you. Obey him and he would show the secret of the truth
“Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan hingga Minggu (4/10/2009) pukul 09.00 WIB korban tewas akibat gempa bumi 7,6 SR di Sumatera Barat (Sumbar) mencapai 603 orang. Sekitar 343 warga dinyatakan masih hilang. "Sebanyak 412 orang luka berat, 2.096 orang luka ringan dan 736 orang masih mengungsi. Korban terbanyak saat ini berasal dari Kab. Padang Pariaman dengan 276 tewas dan korban tewas dari kota Padang mencapai 231 orang,". BNPB juga mencatat, 83.172 unit rumah mengalami kerusakan berat, 32.312 rusak sedang dan 64.145 rusak ringan. Selain itu, sarana kesehatan yang rusak berat berjumlah 25 unit, sekitar 135 fasilitas pendidikan mengalami kerusakan parah, serta 4 jembatan masing 2 jembatan di Kabupaten Solok dan 2 jembatan di Kabupaten Agam mengalami kerusakan berat” (detik.com, diakses 4/10/09, pkl: 18.00)

Sebuah term: “Banyak orang yang menganggap bahwa ketika tengah ditimpa musibah atau bencana, maka pada saat itu mereka beranggapan bahwa Tuhan tengah murka kepada kita, dan pada saat itu keputus asaan melanda kita sejadi-jadinya”.
Padahal jika kita menganalogikan kasus tersebut pada sifat dan sikap manusia, term di atas tidak dapat ditangkap logis secara nalar. Maksud saya seperti ini, ketika suatu ketika atasan saya marah kepada saya. Maka, “kemarahan” atasan saya adalah buah dari kekecewaan atasan saya terhadap pekerjaan saya yang tidak beres (dalam hal ini kausalitas/ hukum sebab akibat berlaku). Contoh mudah yang lebih konkrit adalah tidak mungkin ada asap tanpa terlebih dahulu adanya api. Kembali ke term di atas dan mengapa saya bilang anggapan seperti di atas tidak logis, karena ada dalam diri manusia sikap egoisentris yang jika dibombardir oleh sanggahan-sanggahan yang bersifat immaterial (statement) maka ia tidak dapat goyah sedikitpun. Maksud sederhana saya misalnya ketika kita sedang berdebat tentang mengapa tingakat kecelakaan lalu lintas banyak terjadi pada pengendara sepeda motor dan apa penyebab-penyebabnya, maka masing-masing kita akan memiliki pembenaran tentang hal tersebut. Pun ketika anggapan kita tidak diterima oleh orang lain maka tetap di dalam diri kita sendiri, kita akan terus menganggap bahwa pendapat kitalah yang paling benar. Lalu jika begitu apakah sampai seterusnya manusia tidak akan pernah memiliki 1 anggapan yang sama terhadap sesuatu hal?, dan jawabannya adalah ada satu titik ketika kita akan memiliki 1 persepsi yang sama terhadap sesuatu, dan jawabannya adalah ketika secara bersama-sama kita dihadapkan pada fakta riil yang tengah kita perdebatkan. Contoh konkritnya adalah: kita pasti akan memiliki persepsi yang sama terhadap berbagai macam penyebab kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor, ketika saya dan anda bersama-sama berboncenga mengendarai sepeda motor dan pada saat yang bersamaan kita mengalami kecelakaan (naudzubilah). Maka setelah itu kita akan memiliki 1 persepsi yang sama yaitu bahwa kecelakaan terjadi karena kita tidak hati-hati, dan tidak mematuhi peraturan lalu lintas.
Analogi ini dapat kita turunkan pada kasus gempa Padang. Berbondong-bondong para ahli mengemukakan macam-macam penyebab terjadinya gempa, kronologis peristiwa, mengapa bisa timbul banyak korban jiwa, dan lain-lain tentang gempa padang dengan berbagai teori-teori ilmiah, dan tak jarang sanggah menyanggah terjadi di antara mereka. Namun jika kita bertanya pada para korban yang mengalami musibah tersebut, maka kita akan mendapatkan fakta yang sama bahwa mereka punya satu pandangan yang sama pada musibah tersebut, yaitu “karena kita kurang bersyukur”
Kembali pada term sebelumnya. Selama ini kita tidak fair dengan Tuhan, dalam pengertian lain, tanpa kita sadari kita tidak pernah berbuat “take & give” kepada Tuhan. Padahal formula hubungan take & give ini adalah awal pembentuk hubungan kausalitas. Misalnya, ketika kita tengah diberikan banyak rezeki oleh Tuhan kita jarang sekali bersyukur terhadap perolehan rezeki itu. Dan ketika kita tengah ditimpa musibah, maka dengan semena-mena kita akan menghujat betapa jahatnya Tuhan kepada kita. Karena tidak adanya hubungan take & give ini, maka berimbas pada tidak baiknya hubungan kausalitas diantara keduanya (manusia & Tuhan). Dan kejadian itu bisa kita lihat pada musibah gempa di Padang.
Stick to the fight when you’re hardest hit, when things go wrong you mustn’t quit
Term 2 : “masih banyak orang yang berbuat keji dan mungkar di luar sana, tapi mengapa hanya kami yang ditimpa musibah….”
Ke-individualitasan pribadi pada diri manusialah yang akan selalu menuntun kita untuk tidak pernah berefleksi diri dan tidak pernah mau untuk mengintrospeksi diri kita sendiri. Pada kenyataannya kita akan sangat mudah sekali untuk menilai seseorang itu baik atau tidak baik, dan benar atau tidak benar. Namun sebaliknya, sangat sulit sekali bagi kita untuk menilai apakah perbuatan kita itu baik atau tidak baik, dan benar atau tidak benar. Karena sampai kapanpun kita akan selalu memiliki pembenaran terhadap setiap keyakinan kita (walaupun keyakinan itu salah). Manusia adalah makhluk pembanding, dan kita tidak akan pernah puas selama kita belum membandingkan apa yang kita miliki dengan milik orang lain. Kita selalu membandingkan bahwa diri kita tidak jauh lebih berdosa dibandingkan orang lain, padahal tidak ada seorangpun yang mengetahui tingkat kebaikan dan keburukkan setiap orang.
If you get your self into a hole, stop digging
Bahkan ketika tengah mendapatkan teguran yang keras masih saja ada sebagian manusia yang memanfaatkan teguran Tuhan itu untuk memperoleh keuntungan sepihak. Sebagai contoh sederhana saja, hari ini (minggu, 4/9/2009) 1 stasiun televisi membuat vt siaran untuk membuat pernyataan kebanggaan bahwa stasiun TV mereka merupakan stasiun TV tercepat yang menayangkan berita tentang gempa Padang, hanya siaran dari stasiun TV mereka yang dipakai dan disiarkan oleh stasiun TV internasional, dan semata-mata itu semua digunakan untuk mendongkrak rating. Atau contoh lainnya ketika pejabat pemerintahan yang kebetulan menjadi calon ketua salah satu parpol mengadakan acara pribadi di suatu stasiun TV dan mendeklarasikan bahwa ia adalah orang yang dianugrahkan rezeki finansial yg banyak oleh Tuhan dan dengan sombongnya ia mengungkapkan dan mempublikasikan bahwa ia akan menyumbang sejumlah Milyarad-an rupiah untuk korban gempa.
Better to light one candle than to curse the dark
Kawan sudah saharusnya kita kembali merefleksikan diri untuk merenungi untuk apa kita sebenarnya hidup di dunia ini. Kita juga mesti sadar bahwa segala fasilitas dunia yang tersedia ini bukanlah milik kita, kita hanya dipersilahkan untuk tinggal, memanfaatkan, dan merawatnya. Dan jika kita ingkar akan hal tersebut, ingatlah bahwa hukum kausalitas itu berlaku di jagat raya ciptaan Tuhan ini. Gempa di Padang hanyalah sebagian kecil dari teguran Tuhan, dan marilah kita bersama-sama mampu mentransformasikan diri kita ke arah yang jauh lebih baik. Bukan tangisan dan air mata yang kita dan para korban gempa butuhkan saat ini, namun perubahan sikap hidup yang mampu menselaraskan antara kehidupan dunia dan akhirat yang mutlak diperlukan kedepannya. Oleh karena itu, saat ini marilah kita rapatkan jemari kita dan bersimpuh padanya untuk memohon ampun dan berjanji akan selalu bersyukur terhadap setiap nikmat yang diberikannya untuk kita. Agar kelak kehidupan kita di dunia akan selalu berdada di bawah ridho dan hidayahnya. Amin….
Andy Setyawan
Ka. Dewan Perintis KIRJAS
Production Management PT Global TV
Ariobimo Sentral, Kuningan, Jakarta
philosophyofawan@yahoo.com/andy.setyawan@globaltv.co.id

Sabtu, 19 September 2009



There is when human so individualistic about themselves
There is time when human often scratch another person’s hearth
And not rarely there is time that human forget their god
When hands can’t shake each other
Mouths can’t express good word
Only a little desire that I offer you to forgive me
From my deepest hearth on all my guilty

Merupakan sesuatu yang wajar ketika kemenangan di peroleh dari serangkaian proses panjang yang terjal dan mendaki. Namun, bukan hal yang tidak wajar pula, apabila kemenangan didapat dengan cara yang instan tanpa pengorbanan sedikitpun. Kedua hal tersebut akan kembali kepada pelakunya untuk menentukan jalan mana yang akan dipilih. Kemenangan dalam bentuk apapun adalah sebuah keberhasilan, terlepas dari bagaimana cara kemenangan itu diperoleh. Hanya orang yang menjalaninya saja yang akan benar-benar merasakan hakikat dan tingkat kemaknaan dari perolehan kemenangan yang didapat. Bisa saja seseorang mendapatkan kemenangan namun jauh di dasar lubuk hatinya ia menganggap kemenangan itu kosong dan tidak berarti apa-apa karena dalam proses menuju kemenangan tersebut bukanlah jalan baik yang ditempuh.


The real strong man can beat his enemies and his desires

Proses menuju kemenangan pada hakikatnya merupakan suatu perjuangan melawan segala hal yang menghalangi perjalanan tujuan yang akan dicapai. Namun, apapun hal yang merintangi tak ada yang jauh lebih sulit ditaklukkan selain ego dan nafsu. Musuh sebesar karangpun tak akan berarti apa-apa ketika nafsu menguasai kita untuk menjauhi kemenangan yang kita tuju.


God would forgive our sin, but nervous breakdown would never forgive its patient

Ketika ternyata pada pertengahan jalan kita sedikit berbelok pada tujuan awal, pada saat itupula kita sebenarnya tengah mendapatkan kebahagiaan, namun bukan kemenangan. Sebagai contoh, ketika di awal ramadhan berniat utk menjalani puasa selama satu bulan penuh. Namun, ketika hari ke 15 seketika itu kita tergoda oleh setegukkan minuman yang menggiurkan dahaga. Pada saat itupula kita mendapatkan kebahagiaan kita, namun yang perlu diingat ternyata kebahagiaan itu akan mengurangi intensitas kemenangan kita. Dalam keadaan seperti itu (keadaan yang berhubungan dengan tuhan) kita merasa sangat amat bersalah pada Tuhan karena telah lalai menjalankan salah satu perintahnya. Namun yang patut kita renungkan kembali, bahwa Tuhan tidak akan mempermasalahkan keberbelokkan kita dari tujuan awal kita, dan pandangan inilah yang harus kita luruskan. Kita tentu ingat, bahwa Tuhan memiliki segala sifat baik yang selama ini dikonstruksikan oleh manusia (penyayang, pemaaf, penyabar, dll), dan maka dari itu apapun perbuatan kita (baik atau buruk) Tuhan tidak pernah akan mempermasalahkannya. Hanya yang perlu diingat, sejak awal pembentukan alam semesta ini, telah ada konsekuensi hukum alam yang mengatur bahwa segala kebaikan akan berbuah kebaikan, dan segala kejahatan akan berbuah sesuatu yang tidak baik pula.

Life’s battles don’t always go to the strongest or the fastest person
But sooner or later the person who wins is the one who thinks they can

Dan pada akhirnya,, pertarungan-pertarungan menuju kemenangan itu tidak selalu dimenangkan oleh orang yang tercepat dan terkuat. Tetapi cepat atau lambat, orang yang menang itu adalah mereka yang berpikir bahwa mereka bisa menaklukkan segala ego dan nafsu yang mungkin akan menghambat proses menuju kemenangan yang selalu kita idam-idamkan’

Silahkan mengartikan sendiri kemenangan yang anda dapatkan di Idul Fitri Tahun ini.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
Minal Aidzin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir & Batin

Andy Setyawan
Ka. Dewan Perintis KIRJAS
Production Management Department PT GLOBAL TV
Blog:
Filsufgaul.wordpress.com
Philosophyofawan.blogspot.com

Rabu, 02 September 2009

Lagu Tom Paxton yang dinyanyikan Pete Seegar

saya translate..biar temen2 gk ush repot;

Apa yang kau pelajari di sekolah hari ini, anakku?
Apa yang kau pelajari di sekolah hari ini, anakku?

Aku diajari bahwa washington tidak pernah berdusta
Aku diajari bahwa tentara itu tidak gampang mati
Aku diajari bahwa setiap orang punya kebebasan
Begitulah yang diajarkan guruku

Itulah yang aku pelajari di sekolah hari ini
Itulah yang aku pelajari di sekolah

Aku diajari bahwa polisi adalah sahabatku
Aku diajari bahwa keadilan tidak pernah mati
Aku diajari bahwa pembunuh itu mati karena kejahatannya sendiri
Meski kadang kita juga membuat kesalahan

Aku diajari bahwa pemerintah harus kuat
Pemerintah selalu benar dan tak pernah salah
Pemimpin kita adalah orang yang paling bijak
Dan lagi-lagi kita akan memilih mereka

Aku diajari bahwa perang itu tidak begitu buruk
Aku diajari bahwa ada sebuah perang besar yang pernah terjadi
Kita dulu pernah berperang di Jerman dan Perancis
Dan mungkin suatu saat aku akan berperang

Itulah yang aku pelajari di sekolah hari ini
Itulah yang aku pelajari disekolah

_guru di Amerika selalu mendoktrin ank didiknya dengan hal spt ini,,terkesan sangat tidak manusiawi sih..tapi dengan doktrin inilah Amerika bisa jadi negara adidaya...apakah kita perlu menerapkan hal seperti ini juga???_

Minggu, 30 Agustus 2009

Urgensi suatu komitmen pribadi..

pernah suatu ketika bertemu teman perempuan yang baru saja putus dengan pacarnya. ketika saya tanyakan apa penyebabnya ia mengatakan "laki-laki itu susah banget ya ndi jaga komitmen" 'maksudnya?..kata saya'. lantas teman saya menjawab "dulu aja ketika pacaran kita sepakat utk saling terbuka..dan gk ada yang saling ditutup-pi..tapi ternyata banyak sekali yg dia tutupi dari saya"..dari situ lantas saya berpikir??????? 'apa perlu ya kita terbuka % pada pasangan kita?'....

mari kita selesaikan fenomena di ats...

kawan..a commitment is a living thing not a dormant activity.. dengan kata lain komitmen itu sebenarnya adalah suatu benda yang hidup dan aktif, bukan sesuatu aktivitas yang terbengkalai. maksudnya ketika di awal kita sepakat membuat komitmen, maka komitmen itu secara tidak langsung akan aktif mengikat kita. the quality of your life will largely depend on your commitment to excellence regardless of your endeavour...maksudnya kualitas hidup kita itu pasti bergantung pada komitmen kita terhadap apa yg kita unggulkan, dan bukan persoalan seberapa besar upaya kita mempertahankan itu. maksudnya gni, kita balik ke kasus di atas. ketika seseorang telah berkomitmen untuk terbuka pada orang lain, maka yg dituntut oleh orang lain itu adalah keterbukaan anda pada orang itu, bukan soal seberapa besar usaha anda untuk tetap terbuka walaupun anda sampai mati-matian utk sebisa mungkin terbuka (orang lain tdk akan peduli usaha anda ini).

Minggu, 14 Juni 2009

Dare to Fail

"The story of my life is about failure, not success, because when I initially started out selling the books, I was rejected on countless occasions. But what I have learnt growing up was to never stop believing in yourself, to think positive,visualize success and to have the conviction that you will succeed. Failure is about learning from your mistake. Failure only spurs me on to try harder and harder, until I succeed. Whenever someone tells me something wont work, I just get more determined to make it work."
_John Kilcullen_

Im Try to remember that Thomas Edison's factory once caught fire. As Edison, his wife and his son stood gazing at the blazing inferno, he smiled and said," There go all our mistake! Now we can start a fresh!"

Freedom is not worth having if it does not connote freedom to err.
_Mahatma Gandhi_

"I think and think for months and years. 99 times, the conclusion is false. The 100th time I am right"
_Albert Einstein_

Mistake are a part of life; you cant avoid them. All you can hope is thet they wont be too expensive and that you dont make the same mistake twice

Failure after long perseverance is much grander than never to have a striving good enough to be called a failure